Pengalaman Hidup Seorang Mujahid asal Amerika di Abad ke-21 (Bag 2)

Rabu, 30 Mei 2012

Artikel berikut ini merupakan kelanjutan "kisah dan pelajaran" dari mendiang Samir Khan saat dirinya terjun di medan perang di Yaman.



HIDUP DI ALAM TERBUKA

Hidup dan tinggal di alam terbuka biasanya menjadi momen yang terasa paling sulit. Di beberapa wilayah, kondisi seperti ini tidak terlalu buruk, sebab mujahidin akan mempersiapkan tenda dan beberapa kebutuhan dasar. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa semua perlengkapan tidak tersedia dan anda harus tidur di atas pasir, bebatuan ataupun rerumputan. Mereka mungkin saja tidak memiliki persediaan sleeping bag (kantung tidur) atau selimut.

Untuk masalah cuaca, anda sebaiknya melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap kondisi negara yang hendak anda tuju, misalnya seperti apa kondisi siang dan malamnya, terutama jika di gurun, daerah pegunungan dan hutan. Anda harus siap memakai sepatu boot atau sandal gunung di alam terbuka, namun anda juga harus terbiasa untuk melepaskan sepatu setiap hari atau setidaknya tiap 3 hari sekali, dengan tujuan untuk menghindari masalah pada kaki. Seorang ikhwan di Afghanistan, dia melepaskan sepatunya tiap 3 hari sekali, akan tetapi dia tidak membasuh kakinya dengan bersih, sehingga terserang semacam penyakit di kakinya. Hal tersebut mengakibatkan dia tidak sanggup berjalan jauh. Jaga kesehatan dan kebersihan diri dan kaki anda, cucilah kaki anda dengan bersih.

“INI RAHASIA”

Salah satu pilar Jihad di era modern ini adalah Menjaga Kerahasiaan. Bila setiap anggota Jihad tidak berlatih diantara sesamanya, maka dapat merusak sebuah pergerakan. Yang dimaksud “menjaga kerahasiaan” di sini adalah menyembunyikan informasi yang bersifat personal terhadap orang lain kecuali hal-hal detail yang diperbolehkan oleh sang Amir. Sebab jika seorang Mujahid tertangkap oleh musuh, lalu diinterogasi dengan siksaan, dia bisa saja memberitahukan siapa nama anda sebenarnya dan darimana anda berasal. Sebagai contoh, jika saya seorang Inggris dengan wajah/aksen India, saya akan memberitahukan para ikhwan bahwa saya berasal dari negeri ini dan ini (bukan tempat sebenarnya). Atau jika anda memberitahukan “amniyat” yang artinya “kepercayaan yang dirahasiakan”, mereka akan mengerti bahwa hal itu adalah rahasia dan mereka tidak akan pernah menanyakannya lagi. Namun bukan berarti anda bersikap seperti robot dan tidak merespon ikhwan yang berbicara dengan anda. Yang perlu anda lakukan adalah berhati-hati dalam berbicara dan merespon pertanyaan orang lain.

Sebagai tambahan, ada beberapa pertanyaan khusus yang patut anda hindari. Beberapa diantaranya seperti, “Darimana anda berasal”, “Berapa lama anda telah turut di medan Jihad”, “Dimana saja anda telah menginap”, “Kapan saatnya keluar untuk operasi (Jihad)” dan “Kapan kita saatnya keluar dari markas ini”. Semua ini untuk mencegah semaksimal mungkin adanya mata-mata yang berusaha menggali informasi tersebut. Jika anda banyak bertanya dengan pertanyaan semacam itu, maka Mujahidin dan para pemimpin makin mencurigai anda sebagai mata-mata dan menempatkan anda dalam daftar hitam, lalu benar-benar memantau gerak-gerik anda dengan cermat.

MENGAPA TIDAK DI BARAT?

Jika anda berasal dari Barat, terutama Amerika, para pemimpin Jihad atau siapapun yang mengetahui darimana anda berasal, tentu mereka akan menanyakan mengapa anda tidak berjihad di dalam negeri anda sendiri? Jika anda menjawab, “karena hendak menolong Mujahidin,” mereka akan berkata bahwa menyerang musuh di dalam negeri sendiri merupakan salah satu cara terbaik untuk menolong Jihad. Mereka tentu tidak akan memaksa anda untuk kembali pulang, namun mereka akan membiarkan anda untuk memilih seandainya anda berubah pikiran dan memutuskan untuk menyerang musuh di dalam negeri sendiri.

Saya sangat merekomendasikan semua saudara ikhwan/akhwat yang berasal dari Barat mau mempertimbangkan untuk menyerang Amerika dari dalam negerinya sendiri. Pengaruhnya akan lebih besar sebab akan mempermalukan musuh, dan serangan individu dalam negerinya sendiri lebih sulit untuk dibasmi.

AREA BOMBARDIR

Menghadapi situasi bombardir dari musuh bukanlah hal yang baru. Mujahidin Afghanistan menghadapi ancaman tersebut setiap hari, demikian pula di negara-negara lainnya. Saat menghadapi untuk pertama kalinya, akan menjadi satu pengalaman yang bisa mengubah (orientasi) hidup anda. Wajar, jika manusia terguncang menghadapi misil-misil yang dilontarkan dari jet, helikopter, pesawat mata-mata, kapal perang dan whatnot. Mempergunakan pesawat mata-mata (tanpa awak) untuk berputar-putar dan memantau di atas lokasi persembunyian kita selama beberapa waktu tertentu, merupakan salah satu cara musuh untuk melengahkan Mujahidin. Suaranya yang sangat dekat dan berdengung seperti lebah sangatlah menganggu. Jika pihak musuh memperoleh informasi intelijen yang cukup mengenai kondisi geografi dan demografi, kemudian mereka akan menyerang dengan berbagai jenis misil. Setelah penyerangan yang membabi-buta, musuh akan kembali menurunkan pesawat mata-mata untuk memantau jika masih ada objek yang bergerak di wilayah tersebut, lalu akan memutuskan untuk membunuh Mujahidin yang tersisa atau tidak. Itulah strategi musuh untuk menghancurkan kita.

Ledakan yang terjadi bisa dalam berbagai ukuran. Saya pernah melihat foto-foto di Afghanistan dimana ledakan mengakibatkan lubang sedalam 5-10 meter dengan lebar 10-20 meter. Di Yaman, saya menghadapi bomb cluster. Misil-misil semacam itu dapat melubangi tanah hingga kedalaman 0.5 meter dengan lebar antara 4-5 kaki. Setelah serangan misil berhenti dan kita diperintahkan untuk meninggalkan area, maka berhati-hatilah dalam melangkah sebab bom cluster banyak meninggalkan granat yang tersebar di seluruh area. Yang sangat mengejutkan adalah dentuman ledakannya, karena memang ditujukan untuk memberikan kejutan sekaligus ledakan akhir yang mematikan. Anda harus menutup telinga anda untuk menghindari masalah dengan pendengaran anda selanjutnya.

Selama terjadi ledakan, anda harus memperbanyak dzikir dan doa. Selalu ulangi kalimat thayyibah (berdzikir) dalam hati anda. Jika anda merasa ketakutan, fikirkan tentang surga; tutup mata anda dan bayangkan anda di dalam surga, memasuki gerbang yang megah. Bayangkan sekilas bahwa anda sedang berada dalam istana yang indah dimana mengalir sunga-sungai –sungai madu, sungai susu, sungai anggur– di bawahnya. Fikirkan bahwa bidadari sedang menunggu kedatangan anda sekaligus untuk bertemu para Nabi, Shiddiqin, Syuhada’ dan Shalihin. Bayangkan anda tersenyum dan tertawa bersama Nabi kita tercinta Muhammad shalallahu ‘alayhi wassallam. Bayangkan bertemu Allah dan menyaksikan Allah ridho dengan anda. Fikirkan tentang segala kebaikan di Surga. Saat itu juga tumbuh keinginan untuk mencapai syahid dan memohon kepada Allah untuk menerima kita sebagai syuhada. Demi Allah, ketika seseorang berada di tengah-tengah situasi bombardir musuh, itulah saat dia merasa sangat dekat dengan Rabb nya. Itulah mengapa seorang syuhada selalu tersenyum dalam wafatnya, sebab menunggu pembebasan dari kehidupan dunia menuju kenikmatan abadi di akhirat.

Untuk melindungi diri saat dibombardir musuh dan apa saja yang harus dilakukan saat-saat penyerangan, akan diajarkan saat anda bergabung dengan Mujahidin di medan Jihad yang sebenarnya.

Tim MuslimDaily

Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar