Ada Api di dalam LautanNya

Kamis, 17 Mei 2012

 

Akhir-akhir ini. Para pakar geologi Indonesia, AS dan Prancis berhasil menemukan gunung api bawah laut raksasa berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter yang berada 330 km arah barat Kota Bengkulu. Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris. “Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua, ” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, BPPT, Yusuf Surachman.


Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330 km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini. “Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus,” katanya.
Informasi di dalam Al-Quran berikut ini membuat kita tersentak ketika Allah Swt mengatakan “gunung menjadi pemisah antara dua laut, “(QS Al-Naml 27:61) dan “laut yang di dalam tanahnya ada api, “(QS Al-Thur 52:6). Seorang ahli geologi, Ir. Agus Haryo Sudarmojo (2008) mengemukakan pendapatnya dalam buku yang berjudul: Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur’an. Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Jika informasi itu benar, di manakah lokasi kejadiannya? Dengan mencoba memahami geosains yang berkembang, semoga kita lebih mengerti.

Fenomena alam di laut Bengkulu tersebut sungguh merupakan salah satu bukti yang nyata atas informasi surah-surat Al-Quran tersebut di atas.  Hanya kata Subhanallah … Allahu Akbar … yang dapat kita ucapkan atas semua rencana cerdas Allah Swt, tersebut. Marilah kita ikuti pemberitaan media massa selanjutnya, mengenai penemuan gunung dasar laut yang spektakuler itu.
Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing. Tim ahli dari Indonesia, AS dan Perancis kemudian bekerjasama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).ant/kem.
Para ahli kelautan, setelah melalui kemajuan ilmu pengetahuan, telah dapat menyingkap adanya batas antara lautan. Mereka menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan, pemisah itu bergerak di antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah) dianalogikan dengan front yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan itu.
Meskipun ada pemisah ini, dua lautan tetap bisa bercampur secara lambat yang membuat jumlah air laut yang menyeberang dari laut satu ke laut yang lain mendapatkan karakteristik lautan tempat air itu menuju, melalui pemisah yang bekerja mengaduk air yang lewat dari laut ke laut yang lain. Dengan demikian setiap lautan tetap memelihara karakteristiknya.
Ternyata Planet Bumi menjaga siklus pergantian lapisan-lapisan batuannya. Lapisan batuan beku yang berumur muda keluar di tengah lautan dari Pematang Tengah Samudra menyerupai gunung api yang sambung-menyambung di bawah laut. Lapisan magma yang membeku kemudian bergeser menuju arah palung samudra dengan kecepatan 1-6 cm/tahun. Lapisan magma kemudian masuk melebur kembali melalui zona subduksi ke dalam perut bumi setelah kurang lebih 200 juta tahun kemudian. Sebagian lapisan magma itu ikut membentuk gunung-gunung berapi baru.
Ketinggian Pematang Tengah Samudra di tengah lautan dapat mencapai ratusan hingga ribuan meter dari dasar samudra. Pematang itu menyerupai gunung berapi dibawah laut yang selalu mengeluarkan cairan magma panas tanpa henti. Faktanya, kondisi tengah lautan justru lebih dangkal dibandingkan dengan tepi laut. Selanjutnya, mari kita perhatikan ayat berikut.
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Bahkan, (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui (QS Al-Quran Naml 27:61).
Pada faktanya. Pematang Tengah Samudra memisahkan dua laut seperti Lautan Atlantik bagian barat dan timur. Inilah maksud perkataan Allah Swt dalam surah Al-Naml ayat 61: “Dan yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut”. Wallahu a’lam bish-shawab.
Demi bukit dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka. Dan demi Baitul Mak’mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api. Sesungguhnya zab Tuhanmu pasti terjadi (QS A-Thur 52:1-7).
Pakar geologi telah menemukan fakta bahwa aliran magma panas yang disebut dengan pillow lava menyala seperti api di dalam air. Lava tersebut membeku dengan cepat setelah bertemu dengan air (H2O) di dalam laut. Inilah pengertian firman Allah”……Dan laut yang di dalam tanahnya ada api”.
Subhanallah. Lagi-lagi kita terpesona oleh bahasa Al-Quran yang mempunyai makna sangat dalam secara sains.
Pertanyaannya makna mengapa Planet Bumi memiliki begitu banyak keistimewaan yang menakjubkan? Ditinjau dari posisi bumi pada sistem tata surya, kekuatan grafitasi, komposisi kimia, kandungan air, dan aspek-aspek geologis lainya, ternyata semuanya mendukung adanya kehidupan yang harmonis di bumi. Apakah kejadian ini hanya sebuah kebetulan belaka? Tentu saja tidak karena semua itu adalah rancangan mahacerdas dari allah Swt, Sebagaimana yang tercantum dalam firman-Nya.***.

0 komentar:

Posting Komentar