Azab Bagi Pembuat Makar

Jumat, 20 April 2012

Hingga kini, banyak di antara umat Islam yang masih saja tidak percaya jika dikatakan bahwa pe-nangkapan Ustadz Abu Bakar Baasyir adalah pesanan Amerika Serikat, meski beragam fakta dibeberkan kepada mere-ka. Maklum, media massa yang dibaca, dilihat dan didengar oleh umat Islam me-mang sedikit sekali yang berpihak pada Islam.
Belakangan setelah Ustadz Abu divo-nis 15 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan berkurang menjadi 9 tahun penjara dalam penga-dilan banding, rekayasa (makar) atas kasus beliau terkuak juga. Adalah M. Luthfie Hakim, pengacara senior sekali-gus pembela Ustadz Abu yang men-dengar informasi itu. Bersumber dari 'dalam'. “Perkara Ustadz Abu memang direkayasa demi memenuhi tuntutan AS, bila pemerintahan SBY ingin Obama datang ke Indonesia”, kata Luthfie.
Tahun lalu, kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia memang beberapa kali tertunda. Hingga akhirnya pada bulan November 2010, Obama benar-benar 'mampir' untuk berwisata kuliner, makan bakso dan sate di Jakarta. Obama baru datang, setelah Densus 88 mempersembahkan kado istimewa beru-pa penangkapan secara tidak manusiawi Ustadz Abu di depan Mapolres Banjar Patroman, Ciamis, Jawa Barat  dua bulan sebelum kedatangannya.
Makar itu rupanya kini berulang. Menjelang kedatangan Obama untuk kedua kalinya pada November 2011 ini, Densus 88 kembali memutar 'drama' penangkapan teroris. Pada Sabtu (12/11/2011), Kadiv Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Saud Usman Nasution, menga-barkan bahwa Densus 88 telah menang-kap tiga orang yang diduga sebagai teroris di Tangerang, Banten. Ketiga orang itu, DAP (34 tahun), BH (35 tahun) dan A (32 tahun) termasuk Daftar Pencarian Orang (DPO) dan dituduh po-lisi sebagai bagian dari kelompok Abu Omar di Indonesia. Lagi-lagi, penangka-pan teroris adalah kado istimewa untuk Tuan Obama.

Makar Keji
Stigmatisasi terorisme kepada Islam dan umat Islam adalah bentuk makar yang keji. Mengidentikkan aktivitas jihad sebagai tindakan terorisme juga merupa-kan tipu muslihat yang terang-terangan. Sementara membunuh umat Islam seca-ra membabi buta dan tidak manusiawi atas nama pemberantasan terorisme telah menunjukkan kebencian yang nyata terhadap umat Islam.
Selain pembunuhan secara fisik, ak-tivitas makar terhadap Islam juga gencar dilakukan dengan cara yang mereka se-but sebagai deradikalisasi. Motor peng-geraknya adalah Badan Nasional Penang-gulangan Terorisme (BNPT) yang dikepa-lai Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai. Sebe-lum menjadi badan, lembaga ini berben-tuk desk anti terorisme di Kemenpolhu-kam.
Ansyaad Mbai dengan lantangnya se-lalu mengatakan bahwa tujuan terorisme aktual adalah Khilafah Islamiyah dan Syariat Islam. Padahal urusan definisi terorismenya sendiri, ia mengatakan, “no global consensus”. Tetapi, tanpa merasa salah kemanapun ia pergi dan dimana-pun ia bicara selalu materi itu yang disampaikan. Tak berlebihan jika ketua umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menuding bahwa target utama proyek deradikali-sasi BNPT adalah umat Islam. “Proyek ini 'sama percis' seperti program yang dibuat oleh Rand Corporation”, kata Habib Rizieq.

Balasan bagi Pembuat Makar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indone-sia (KBBI) kata makar memiliki beberapa makna. Makar dapat diartikan sebagai akal busuk atau tipu muslihat. Makar juga dimaknai sebagai perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang (membunuh) orang, dan yang terakhir, makar bisa pula diartikan sebagai per-buatan (usaha) menjatuhkan pemerin-tah yang sah.
Al Qur'anul Karim telah membicara-kan persoalan makar para musuh Islam ini di dalam surat Al Anfaal ayat 30. Allah Swt berfirman: “dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menang-kap dan memenjarakanmu atau membu-nuhmu, atau mengusirmu. Mereka memi-kirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah Sebaik-baik pem-balas tipu daya.” (QS. Al Anfaal [08]: 30)
Menurut Imam Jalaludin as Suyuthi dalam kitabnya Lubaabun Nuquul fi Asbaabun Nuzuul, ayat ini turun berkai-tan dengan peristiwa konspirasi orang-orang kafir Qurays di Darun Nadwah yang hendak membunuh Rasulullah Saw. Demikian pula yang ditulis oleh Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa sebaik apapun makar untuk menghen-tikan perjuangan umat Islam pasti akan kandas. Secanggih apapun cara untuk membungkam umat Islam pasti akan sia-sia. Sebaliknya, azab Allah yang sangat pedih pasti akan menimpa mereka. Karena makar Allah SWT jauh lebih sempurna dari pada makar orang-orang kafir. Ibnu Abbas ketika menafsirkan Wallāhu khairul mākirīn (dan Allah ada-lah sebaik-baik Pembuat makar), beliau mengatakan bahwa Allah adalah Pembi-nasa yang paling hebat.
Pertanyaannya sekarang, apa balasan bagi pembuat makar itu?.
Pertama, Allah SWT dengan segala kekuasaannya dengan sangat mudah dapat menelanjangi dan membongkar kebusukan kelompok-kelompok yang berbuat makar kepada umat Islam.  Dalam sebuah acara di Universitas Paramadina Jakarta awal Mei lalu, Ansyaad Mbai sukses dipermalukan seorang jurnalis muslim gara-gara menyebut Usamah bin Ladin telah dika-firkan ulama Saudi. Ia juga pernah menja-di bahan tertawaan para jurnalis karena 'keseleo' lidah saat menyebut salah satu situs radikal, dengan sebutan: arrah-man.com. Padahal situs itu adalah milik komposer lagu-lagu Bolywood, AR Rahman.
Kisruh di internal BNPT juga diung-kap seorang penulis bernama Adi Nanang dalam laman Kompasiana tang-gal 1 Maret 2011. Nanang mem-posting sebuah tulisan dengan judul 'Kisruh di Badan Nasional Penanggulanan Terroris-me (BNPT)'. Konon, kisruh pertama terjadi di BNPT pada akhir Desember. Ada tiga pejabat BNPT yang sudah dilan-tik dan mengepalai urusan keuangan, umum dan pengadaan ternyata orang-orang tersebut bermasalah. Ketiga peja-bat itu pernah mendapatkan sanksi ka-rena kasus korupsi tiket saat Menkopol-hukam dijabat Laksamana (purn) Widodo AS. Anehnya setelah dihukum Widodo, 3 staf tersebut dapat promosi jabatan di BPNT eselon 2 dan 3. Ka-barnya, Ansyaad sudah diberitahu ten-tang track record mereka tapi tidak pe-duli.
Berkembang juga isu yang menyebut-kan adanya keberatan para agen BNPT soal pemilihan kantor di Jalan Imam Bonjol 53, Menteng, Jakarta Pusat itu. Mereka beralasan tempat itu tidak aman dan berpotensi diserang bom mobil. Ka-renanya lebih baik menyewa kantor di gedung bertingkat yang pengamanannya relatif lebih ketat.
Ditulis pula dalam artikel itu adanya 'keresahan' sejumlah diplomat asing yang negaranya mengucurkan dana ban-tuan untuk BNPT. Apalagi setelah angga-rannya dinaikkan secara fantastis. Seper-ti diberitakan JPNN, Sabtu (17/9/2011) dalam APBN 2012, BNPT mendapatkan alokasi dana hampir setengah triliyun, tepatnya Rp 476. 610.160.701.000.- Uang tiket saja dikorupsi, bagaimana dengaan uang ratusan milyar?.
Kedua, makar itu akan terbongkar wujud palsunya. Adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surakarta yang telah memainkan perannya sebagai penjaga dan pengawal akidah umat Islam. MUI Surakarta telah menerbitkan sebuah buku berjudul 'Kritik Evaluasi & Dekon-truksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia'. Buku putih sete-bal 128 halaman itu menjawab tuntas tudingan BNPT kepada umat Islam melalui proyek 'Halaqah Penanggulang-an Terorisme (HPT)' yang digelar oleh MUI Pusat dan Forum Komunikasi Praktisi Media Nasional (FKPMN) di enam kota; Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Palu dan Medan. Buku itu 'menelanjangi' satu per satu dari empat judul slide yang dipaparkan dalam HPT dengan hujah yang kuat dan cerdas.
“Buku putih ini kita buat untuk melu-ruskan halaqah tersebut. Buku ini ber-sifat ilmiah sehingga selalu ada referen-sinya”, kata Ketua MUI Surakarta, Prof. Dr. dr. H. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD, FINASIM.
Tanpa bermaksud membandingkan, terbukti MUI Surakarta lebih berani ke-timbang MUI Pusat yang malah meneken kerjasama dalam proyek deradikalisasi. “Saya kasihan sama Kepala BNPT Ansyaad Mbai, sebab beliau bukan ahli tentang Islam tetapi menilai Islam”, katanya. 
Ketiga, balasan kepada para pembuat makar adalah siksa Allah yang pedih selama di dunia dan adzab Allah di akhirat. Hal ini telah difirmankan Allah Swt dalam Surat Al Buruuj ayat 10. Allah Swtt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan ke-pada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al Buruuj [85]-10).
Orang-orang kafir yang telah menyik-sa umat Islam, yang tidak mau bertaubat, pasti mendapatkan azab yang membakar, baik di dunia maupun di akhirat. Di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam atau sejenis azab sebagai tambahan dari azab jahanam. Sedangkan azab membakar sebagai azab dunia dapat dilihat dari riwayat bahwa kaum kafir Ashabul Ukhdud yang memba-kar orang-orang mukmin ternyata di-sambar oleh api yang mereka buat sen-diri. Api dalam parit yang membakar orang-orang mukmin itu berkobar dan menyambar orang-orang kafir Ashabul Ukhdud yang ada di sekeliling parit yang sedang menyaksikan pembakaran orang-orang mukmin itu. Na'udzubillahi min-dzalik!.
Karena itu, siapapun di antara pejabat dan kaum kafir yang bengis kepada umat Islam dan melakukan penyiksaaan-penyiksaan kepada kaum muslimin yang berjuang untuk tegaknya Islam di bumi ini, maka hendaknya mereka segera bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar, sebelum datangnya keputusan Allah yang akan membalas segala kebengisan dan kekejian serta penyiksaan yang mereka lakukan. Pasti balasan Allah akan sangat keras, jauh lebih keras dari siksaan yang mereka buat. Wallahu a'lam! (Shodiq Ramadhan)

0 komentar:

Posting Komentar